Menyenangkan Hati dan Akal Pikiran
Kamis, 08 Januari 2009
Manusia pada sesungguhnya adalah makhluk yang diciptakan Tuhan sebagai khalifah dimuka bumi, yang memiliki peran untuk menjaga keseimbangan hidup. Keseimbangan antara fisik dan psikis, keseimbangan lingkungan social dan alam. Manusia sebagai khalifah di muka bumi memiliki peran dan fungsi sebagai makhluk social dan makhluk yang sesungguhnya harus menjalankan fungsi-fungsi kemanusiaan, dengan memenuhi kebutuhan fisik, psikologis, dan spiritual untuk menjaga keseimbangan itu.
Manusia dilahirkan pada prinsipnya telah dibekali oleh Allah SWT. Potensi kemanusiaan dengan bentuk fisik yang sempurna memiliki potensi akal, ruh, sehingga manusia bisa berfikir dan meyakini bahwa manusia memiliki keterbatasan sehingga manusia haruslah menyerah pada penyerahan yang benar yakni tiada penyerahan selain pada penyerahan kepada Tuhan “Laiillahaillah”. Kita tiadakan penyerahan selain pada penyerahan kepada Allah SWT. Kita tidak menyerah pada batu, kita tidak meminta pada kuburan, kita juga tidak meminta berkah dari pimpinan kita, kita tidak meminta berkah pada rasa kita tetapi kita menyerah sepenuh hati dan memintakan redho dari Tuhan sekalian alam Allah SWT. Tapi bukan berarti kita tidak harus patuh pada manusia dan aturan yang dibuat oleh Manusia. Tuhan juga menyuruh kita untuk patuh kepada Allah, taat kepada rasul dan pemimpin yang adil yang menjalankan perintahnya sesuai dengan kebenaran Tuhan.
Sebagai makluk Tuhan aku meyakini bahwa aku dilahirkan bukanlah sebagai sebuah tunggul, sebuah batu, se-ekor hewan tapi aku diciptakan oleh Tuhan sebagai manusia dengan potensi sempurna. Maka tugasku adalah menjalankan amanah tuhan sebagai khalifah di muka bumi, pada saat aku lahir aku tidak bisa membaca, tidak bisa menulis, tidak bisa memahami sesutau. Namun proses terus berlalu, lingkunganku mengajarkanku makna hidup, pengetahuan hidup dan keterampilan hidup. Sehingga aku tumbuh dan berkembang menjadi manusia yang mendekati pada prilaku, sikap dan cara berfikir kebenaran.